Seperti yang kita ketahui bahwa judi online di
Indonesia saat ini semakin merajalela. Berbagai situs judi online tersebar di
jejaring internet seperti poker, sbobet, live casino, dadu online dan berbagai
macam bentuk judi online lainnya, bahkan iklan judi online semakin merajalela.
Mungkin awal kita tidak tergoda, tetapi faktor lingkingan akan sangat
mempengarauhi kita untuk terjerumus ke dalam dunia hitam tersebut. Awanya hanya
dengan mencoba dan sedkit demi sedikit kita akan terbawa ke dalam lembah hitam
yang namanya "Judi".
Mungkin teman-teman pernah dengar ada yang
sampai bunuh diri gara-gara yang namannya judi, dimana nyawa menjadi
taruhannya, Begitu kejam yang namanya jdi sampai-sampai nyawa dipertaruhkan.
Mungkin hari ini sobat dikasih kemenangan berpuluh -puluh juta, tetapi besok
sobat akan mengalami kerugian beratus-ratus juta. Pagi, siang, malam duduk di
depan layar sambil mengklik taruhan, sobat lupa bagaiaman kabar istri anak di
rumah ? Bagaimana jika uang yang sobat pakai buat taruhan dikasih istri anak,
menyenangkan mereka, mungkin sangat jauh lebih baik. Ada pepatah yang mengatakan
" Tidak ada yang kaya karena judi !!
Faktor-faktor yang menunjang ketagihan judi :
Seperti telah dikemukakan
dibagian terdahulu, bagaimana seseorang yang tadinya hanya melakukan permainan
judi untuk sekedar iseng untuk melewati waktu luang, dan akhirnya terpuruk
menjadi penjudi yang ketagihan dan lebih parah lagi menjadi penjudi yang sarat
problem, baik kejiwaan maupun struktur keuangan, serta kacaunya stuktur
kewajiban (kerja, keluarga dan sebagainya)
Permainan judi ada yang
‘halus' seperti pacuan kuda, balap mobil, arena tinju, sepak bola, dan
sebagainya. Tetapi ada yang ‘kasar' yang nyata-nyata kelihatan berjudi langsung
dengan uang dan dapat hadiah uang, seperti gapleh, togel, roulette, lottre dan
sebagainya. Maka tingkat ketagihan, tiap orang punya gradasi tersendiri, serta
pengaruhnya terhadap segala segi kehidupannya.
Macam-macam pengaruh :
Ø Pengaruh
pergaulan, banyak terjadi, seseorang yang mempunyai teman hobby judi, maka
lambat laun dirinya akan juga terjun untuk coba ikut main, dan jika tidak
segera disadari, tidak tertutup kemungkinan akan menjadi penjudi yang
ketagihan.
Ø Tingginya
mendapat hadiah (uang) yang sangat besar, mempengaruhi orang. Jadi lotere lebih
menarik bilamana hadiahnya lebih tinggi, seperti di Amerika sampai ratusan juta
dollar. Dimana hal ini membuat orang tergoda untuk menghayal menjadi
pemenangnya.
Ø Terpengaruh
dengan sugesti, bagaimanaseorang pemulamasuk ke casino, maka akan mendapat buku
panduan, seolah untuk main judi menjadi hal yang mudah untuk menang, jika dipelajari
dan dikuasi permainannya. Dan dipandu untuk terus mencoba, dan mencoba.
Sekali-kali menang, padahal lebih sering kalahnya.
Ø Pengaruh
beban hidup, banyak orang yang menduga dengan bermain judi akan bisa membantu
merubah nasibnya, siapa tahu mendapat kemenangan dan menjadi kaya mendadak.
Maka banyak orang yang miskin, terperosok menjadi penjudi sarat problem
Ø Menjadi
pecandu judi, bisa disembunyikan dari orang dekat, misalnya pasangan, orang tua
atau anak. Tentu saja jika hal ini, bisa disembunyikan, jika belum mempunyai
problem ‘besar' yang berakibat menyeret orang-orang terdekatnya, seperti
misalnya kekalahan yang menghasilkan hutang banyak, dan tidak mampu melunasi
sendiri. Maka jalan keluarnya orang-orang dekat ikut merasakan akibatnya.
Beberapa fase yang bisa
dibedakan sampai dengan berkembangan pada ketagihan dari judi.
·
fase pertama dari induksi: ini fase perkenalan
dengan dunia perjudian, biasanya masih kala usia masih muda dengan orientasi,
dan pengaruh pergaulan.
·
Fase dari "adopsi": mengambil kebiasaan
atau kebiasaan (melewati waktu luang, atau iseng). Moment ini yang menentukan
terus atau tidak bermain judi.
·
Fase dari "promosi": ini sudah
menjadi pilihan untuk mau main judi. Jadi behaviornya (kelakuan) untuk main
sudah jadi kesibukannya, karena ada motivasi pribadi yang diemban dan
diharapkan untuk terwujud.
·
Fase ketagihan : perubahan tingkah laku
dari bisa kontrol menjadi ketagihan judi.
Dalam literatur yang paling banyak di pakai
mengenai perkembangan ketagihan dengan judi : fase menang, fase kalah dan fase
putus asa, dimana aksennya dalam situasi keuangan dan si penjudi.
·
Fase memulainya. Fase ini penting untuk
sipemain untungnya. Makanya dalam perjudian banyak dipakai kata, "beginers
luck", Jika pada permulaannya sudah menderita kalah, maka dia tidak begitu
tertarik lagi untuk main seterusnya. Karena harga diri tidak bisa menerimanya.
Kalau pemain sesuai dengan harapannya, dia dalam fase menang.
·
Fase menang. Fase ini mempunyai pendirian
tertentu. Pertama dia main dengan uang kecil tetapi ini cepat prosesnya dengan
main besar. Nilai uang menjadi lain untuk si pemain. Dan uang menang menjadi
status. Ini menjadi dorongan mau menjadi lebih. Lama kelamaan menjadi integrasi
dengan kelakuanrnya. Main judi belum merugikan dirinya.
Fase penjudi menang dengan ciri:
Fase penjudi menang dengan ciri:
Sekali- kali main judi, bertahap semakin sering
bermain.
sering menang, mendapat rasa senang, dan tergiur lebih
sering pergi main.
taruhannya jadi lebih tinggi, untuk pemenuhan
ambisi mendapat keuntungan besar.
fantasi mengenai kemenangan, menyombongkan diri
mengenai hasilnya.
optimis yang tak pantas.
·
Fase kalah. Fase ini si pemain sudah mulai
sering kalah, dia mulai mendapat perasaan bahwa dia juga bisa kalah, dengan ini
harga dirinya mulai kacau. Dia hanya melihat jalan satu-satunya bermain lebih
intensif, dengan harapan kekalahannya atau kerugiannya bisa kembali. Jika
disinggung tentang kelakuannya bermain judi, dia akan merasa tersinggung, marah
dan akhirnya memperlihatkan kelakuan yang menyakitkan, seperti berbohong,
menipu, dan memikir jalan keluar di sembunyikan. Problem paling besar itu
bagaimana mendapat uang supaya bisa main judi. Banyak pemain dalam fase ini
meminjam duit di bank, teman, korupsi untuk bisa main.
Ciri dari fase penjudi kalah dengan ciri:
1. periode panjang dengan selalu kalah
2. hanya judi yang ada dalam pikirannya
3. merahasiakan / kebohongan., kehilangan kontrol
diri
4. di rumah tidak menyenangkan (pemarah, mudah
tersinggung, mengambil barang)
5. pinjam uang besar legal dan ilegal
6. pembayaran utang di tunda atau sama sekali
tidak membayar
7. perubahan pribadinya seperti (tarik diri,
malas bekerja. Tidak bertanggung jawab pada kewajiban)
8. kehilangan waktu untuk relasi dan keluarga
9. tidak bisa berhenti lagi, ketagihan berat.
·
fase
putus asa. Sudah terjadi hutang dari lubang lain menutup lubang lain dan dia
merasa setiap situasi bisa di atasi. Sebagian utang yang sudah dibayar, dia
pakai lagi untuk main dan kalah lagi. Fase ini lama kelamaan si pemain merasa
efek tragis mengenai kelakuannya. Hutang bertumpuk, kehilangan sosial kontak
dan relasi, biasanya kehilangan kerja, income, psikis dan fisik banyak keluhan.
Main judi bukan jalan keluar lagi. Si penjudi menjadi putus asa dan mencoba
melarikan diri dengan bunuh diri. Atau aktifitas kriminal dan umumnya masuk
penjara. Beberapa orang menjadi korupsi atau curi uang perusahaan karena mau
menutup lubang. Karena uang yang dia pinjam dari mafia dengan bunga mencekik
leher, dan mengancam keselamatan jiwa sendiri atau keluarga jika tidak segera
dilunasi.
Dalam Fase ini, seseorang harus segera
‘dikarantina' karena sudah menjadi penjudi patalogis dengan ciri-ciri yang
dikemukakan dibagian terdahulu. Sudah timbul maslah-masalah yang sangat
berbahaya, dan diperparah jika relasi, keluarga, famili dan teman-teman
menjauhinya. Penjudi ini sudah sakit jiwa dengan emosi yang timbul diantara:
1. timbul merasa panik, dan frustasi
2. kriminalitas menjadi lebih besar
3. muncul penyesalan yang amat sangat, tapi terasa
terlambat
4. reputasi sebagai pemain yang terluka, dan jiwa
yang labil
5. kalah, orang lain disalahkan, mencari kambing
hitam atas nasib yang menimpanya
Pemulihan
dari ketagihan judi
·
Dengan
pemulihan dari ketagihan main judi masih ada 3 fase yang bisa dibedakan, fase
kritik, fase pemulihan dan fase perkembangan melihat hidup baru. Dari perasaan
putus asa, hutang, ditangkap atau masuk penjara, pikiran bunuh diri dan akibat
dari negatif psiko-sosial, pecandu judi ini terpaksa harus memilih untuk bisa
menjalani kehidupan masadepannya.
Kritik fase, Pumulihan fase menjadi fase
kritik. Ini bisa dilihat:
·
‘have a
wish' untuk di tolong atau diberi harapan
·
beberapa
tanggungjawab yang diberikan pada pecandu, di ambil alih.
·
menguasai
realisme keterlaluan, pemilihan untuk berhenti bisa dibuatnya.
·
pikiran
menjadi lebih jernih, dengan membicarakan pada orang dekat.
·
problem
pertama mulai di solusikan, seperti mencari kesibukan, sehingga waktu habis
untukbekerja.
fase
pemulihan, membangun hidup baru:
·
membuat
planing pemulihan (mencicil pembayaran hutang, pembenahan jadwal kegiatan dan
sebagainya) M
·
Membuat
daftar bagan kekuatan dan kelemahan, dan berusaha untuk konsekuen dan
memilahnya untuk menghindari dari terjebak kembali
·
buat
skala prioritas yang berkaitan dengan aktifitas hidup
·
buat
kepercayaan dari lingkungan, untuk kembali membaik relasi dengan pasangan dan
keluarga, serta famili.
·
terjadi
interes yang baru, dan merasa lebih relaks dan bahagia dalam hidup.
fase
perkembangan dan fase terakhir, fase terakhir itu fase perkembangan dengan
hidup baru
·
berkurang
secara bertahap. Atau sekaligus tidak lagi menyentuh perjudian
·
problem
sudah bisa tanggung sendiri dan bisa menyelesaikan (hutang tertangani, menjauhi
teman-teman sepermainan)
·
sudah
bisa mulai kasih perhatihan ke lingkungan dan bisa mengendalikan emosinya
pengolongan
fase itu juga berkaitan dengan perkembangan lingkungan dari si pemain seperti,
orang tua, pasangan (suami/istri), famili, teman. Respon negatif atau positif
dari apa yang mereka mengalami. Juga beberapa perceraian yang timbul karena
beriniti ketagihan judi. Dengan ini, pecandu yang sudah cerai, perlu pemulihan
diri lebih dalam karena ada emosi lain selain kecanduan berjudi yang harus dia
pikul dan coba selesaikan. kepercayaan dari lingkungan sudah hilang, maka jati
diri untuk bangun kembali butuh trunjangan dari kasih sayang dan kepercayaan
yang diberikan oleh orang dekat. Elemen yang penting untuk si pecandu dan
lingkungan memulihkan kepercayaan sendiri dan prilaku lain yang positif.
sumber http://www.kompasiana.com/l.h/judi-kenali-dan-lepaskan-dari-kecanduan