Monday, 7 October 2013

FARMAKOLOGI


MAKALAH FARMAKOLOGI
“OBAT ANTI JAMUR”
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Farmakologi dengan judul “Obat anti jamur”
Makalah ini disusun sebagai upaya memenuhi kebutuhan materi belajar-mengajar untuk mata kuliah Farmakologi
Dalam penulisan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan kepada bapak Adri sebagai dosen mata kuliah Farmakologi  yang telah membimbing penulis. Tidak lupa kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan.Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang mata ajar Farmakologi.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.


Yogyakarta,  Desember  2011
Penulis




DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..3
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar belakang…………………………………………………………………………………4
1.2  Tujuan…………………………………………………………………………………………4
BAB II Pembahasan
2.1 Defenisi……………………………………………………………………………..…………5
2.2 Jenis-jenis obat anti jamur…………………………………………………………………….5
2.3 Infeksi jamur…………………………………………………………………………………..6
BABA III Penutup
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………….15
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………16







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang

Jamur adalah organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan, dan ragi.Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada permukaan tubuh yang bisa menyebabkan infeksi kulit, kuku, mulut at­­­­au vagina.Jamur yang paling umum menyebabkan infeksi kulit adalah tinea. For example, tinea pedis ('athletes foot) .Infeksi umum yang ada pada mulut dan vagina disebut seriawan.Hal ini disebabkan oleh Candida.Candida merupakan ragi yang merupakan salah satu jenis jamur.Sejumlah Candida umumnya tinggal di kulit.

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian obat anti jamur
2.      Mengetahui macam-macam obat anti jamur
3.      Mengetahui khasiat obat anti jamur
4.      Mengetahui indikasi dan kontraindikasi obat anti jamur
5.      Mengetahui dosis yang digunakan pada obat anti jamur
6.      Mengetahui efek samping dan cara mengatasi obat anti jamur








BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Defenisi
Obat anti jamur merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan dan ragi, atau obat yang digunakan untuk menghilangkan jamur.

2.2   Jenis jenis  obat anti jamur
2.2.1   Antijamur cream
Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain :
ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.

            2.2.2Antijamur peroral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges.Obat-obatan ini tidak terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan. itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang diserap ke dalam tubuh. Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur.Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada.example: Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya disebabkan oleh jenis jamur tinea. Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh
2.2.3   Antijamur injeksi
Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obat-obatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi
2.3  Infeksi jamur
2.3.1        Infeksi jamur sistemik
a.       Amfoterisin B
Amfoterisin A dan B merupakan hasil fermentasi streptomyces nodosus.
-          Mekanisme kerja
Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur sehingga  membran sel bocor dan kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada sel. Salah satu penyebab efek toksik yang ditimbulkan disebabkan oleh pengikatan kolesterol pada membran sel hewan dan manusia. Resistensi terhadap amfoterisin B mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan reseptor sterol pada membran sel.
-          Farmakokinetik
Absorbsi   : sedikit sekali diserap melalui saluran cerna. Waktu paruh kira-kira 24-48 jam pada dosis awal yang  diikuti oleh eliminasi fase kedua dengan waktu paruh kira-kira 15 hari, sehingga kadar mantapnya akan tercapai setelah beberapa bulan setelah pemberian.
Ekskresi : obat ini melalui ginjal berlangsung lambat sekali, hanya 3 % dari jumlah yang diberikan.
-          Efek samping
·         Infus :  kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam, menggigil, lesu, anoreksia, nyeri otot, flebitis, kejang dan penurunan faal ginjal.
·         50% penderita yang mendapat dosis awal secara IV akan mengalami demam dan menggigil.
·         Flebitis (-)  menambahkan heparin 1000 unit ke dalam infus.
·         Asidosis tubuler ringan dan hipokalemia sering dijumpai   pemberian kalium.
·          Efek toksik terhadap ginjal dapat ditekan bila amfoterisin B diberikan bersama flusitosin.

-          Indikasi
·         Untuk pengobatan infeksi jamur seperti koksidioidomikosis, aspergilosis, kromoblastomikosis dan kandidosis.
·         Amfoterisin B merupakan obat terpilih untuk blastomikosis.
·         Amfoterisin B secara topikal efektif terhadap keratitis mikotik.

-          Sediaan
·         Amfoterisin B injeksi tersedia dalam vial yang mengandung 50 mg bubuk

-          Dosis
·         Pada umumnya dimulai dengan dosis yang kecil (kurang dari 0,25 mg/kgBB) yang dilarutkan dalam dekstrose 5 % dan ditingkatkan bertahap sampai 0,4-0,6 mg/kgBB sebagai dosis pemeliharaan.
·         Secara umum dosis 0,3-0,5 mg/kgBB cukup efektif untuk berbagai infeksi jamur, pemberian dilakukan selama 6 minggu dan bila perlu dapat dilanjutkan sampai 3-4 bulan

b.      Flusitosin
Flucytosine (5-fluorocytosine) adalah primidin sintetis yang telah mengalami fluorinasi

-          Mekanisme kerja
Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi 5-Fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan langsung sintesis DNA oleh metabolit fluorourasil


-          Farmakokinetik
·         Absorbsi    : diserap dengan cepat dan baik melalui saluran cerna.Pemberian bersama makanan memperlambat penyerapan  tapi jumlah yang diserap tidak berkurang. Penyerapan juga diperlambat pada  pemberian bersama suspensi alumunium hidroksida/magnesium hidroksida dan dengan neomisin.
·         Distribusi :didistribusikan dengan baik ke seluruh jaringan dengan volume distribusi mendekati total cairan tubuh.
·         Ekskresi : 90% flusitosin akan dikeluarkan bersama melalui filtrasi glomerulu dalam bentuk utuh, kadar dalam urin berkisar antara 200-500µg/ml.
·         Kadar puncak dalam darah setelah pemberian per-oral dicapai 1-2 jam. Kadar ini lebih tinggi pada penderita infusiensi ginjal.
·         Masa paruh obat ini dalam serum pada orang normal antara 2,4-4.8 jam dan sedikit memanjang pada bayi prematur tetapi dapat sangat memanjang pada penderita insufisiensi ginjal.

-          Efek samping
·         Dapat menimbulkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia, terutama pada penderita dengan kelainan hematologik, yang sedang mendapat pengobatan radiasi atau obat yang menekan fungsi tulang, dan penderita dengan riwayat pemakaian obat tersebut.
·         Mual,muntah, diare dan enterokolitis yang hebat.
·         Kira-kira 5% penderita mengalami peninggian enzim SGPT dan SGOT, hepatomegali.
·         Terjadi sakit kepala, kebingungan, pusing, mengantuk dan halusinasi.

-          Indikasi
·         infeksi sistemik, karena selain kurang toksik obat ini dapat diberikan per oral.
·         Penggunaannya sebagai obat tunggal hanya diindikasikan pada kromoblastomikosis

-          Sediaan dan dosis
·         Flusitosin tersedia dalam bentuk kapsul 250 dan 500 mg
·         Dosis yang biasanya digunakan ialah 50-150 mg/kgBB sehari yang dibagi dalam 4 dosis.

c.       Ketokanazol
-          Mekanisme kerja
Seperti azole jenis yang lain, ketoconazole berinterferensi dengan biosintesis ergosterol, sehingga menyebabkan perubahan sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan membran.
-          Farmakokinetik
·         Absorbsi: diserap baik melalui saluran cerna dan  menghasilkan kadar plasma yang cukup untuk menekan aktivitas berbagai jenis  jamur. Penyerapan melalui saluran cerna akan berkurang pada penderita dengan pH lambung yang tinggi,pada pemberian bersama antasid.
·         Distribusi: ketokonazol setelah diserap belum banyak diketahui.
·         Ekskresi : Diduga ketokonazol diekskresikan   bersama cairan empedu ke lumen usus  dan hanya sebagian kecil saja yang dikeluarkan bersama urin, semuanya dalam bentuk metabolit yang tidak aktif.
-          Efek samping
Efek toksik lebih ringan daripada Amfoterisin B.Mual dan muntah merupakan ESO paling sering dijumpai.ESO jarang :  sakit kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotofobia, parestesia, gusi berdarah, erupsi kulit, dan trombositopenia.
-          Indikasi
Ketokonazol terutama efektif untuk histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak
-          Kontraindikasi
Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena pada tikus, dosis 80 mg/kgBB/hari menimbulkan cacat pada jari  hewan coba tersebut.

d.      Itakonazol

-          Mekanisme kerja
Seperti halnya azole yang lain, itraconazole berinterferensi dengan enzim yang dipengaruhi oleh cytochrome P-450, 14(-demethylase. Interferensi ini menyebabkan akumulasi 14-methylsterol dan menguraikan ergosterol di dalam sel-sel jamur dan kemudian mengganti sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan membrane
-          Farmakokinetik
·         Itrakonazol akan diserap lebih sempurna melalui saluran cerna, bila diberikan bersama dengan makanan. Dosis 100 mg/hari selama 15 hari akan menghasilkan kadar puncak sebesar 0,5 µg/ml.
·         Waktu paruh eliminasi obat ini 36 jam (setelah 15 hari pemakaian).

-          Sediaan dan dosis
·         Itrakonazol tersedia dalam kapsul 100 mg.
·         Untuk dermatofitosis diberikan dosis 1 x 100mg/hari selama 2-8 minggu
·         Kandidiasis vaginal diobati dengan dosis 1 x 200 mg/hari selama 3 hari.
·         Pitiriasis versikolor memerlukan dosis 1 x 200 mg/hari selama 5 hari.
·         Infeksi berat mungkin memerlukan dosis hingga 400 mg sehari.
-          Efek samping
Kemerahan, pruritus, lesu, pusing, edema, parestesia10-15% penderita mengeluh mual atau muntah tapi pengobatan tidak perlu dihentikan

-          Indikasi
Itrakonazol memberikan hasil memuaskan untuk indikasi yang sama dengan ketokonazol antara lain terhadap blastomikosis, histoplasmosis, koksidiodimikosis, parakoksidioidomikosis, kandidiasis mulut dan tenggorokan serta tinea versikolor.

e.       Fluconazol
-          Mekanisme kerja
Menghambat sintesis ergosterol membran sel jamur.
-          Farmakokinetik
·         Obat ini diserap sempurna melalui saluran cerna tanpa dipengaruhi adanya makanan ataupun keasaman lambung.
·          Kadar puncak 4-8 µg dicapai setelah beberapa kali pemberian 100 mg.
·         Waktu paruh eliminasi 25 jam sedangkan ekskresi melalui ginjal melebihi 90% bersihan ginjal.
-          Sediaan dan dosis
·         Flukonazol tersedia untuk pemakaian per oral dalam kapsul yang mengandung 50 dan 150mg.
·         Dosis yang disarankan 100-400 mg per hari.
·         Kandisiasis vaginal dapat diobati dengan dosis tunggal 150 mg.
-          Efek samping
·         Gangguan saluran cerna merupakan ESO paling banyak
·         Reaksi alergi pada kulit, eosinofilia, sindrom stevensJohnson.
-          Indikasi
Flukonazol dapat mencegah relaps meningitis oleh kriptokokus pada penderita AIDS setelah pengobatan dengan Amfoterisin B. Obat ini juga efektif untuk pengobatan kandidiasis mulut dan tenggorokan pada penderita AIDS.

f.       Kalium iodide
      Kalium Iodida adalah obat terpilih untuk Cutaneous lymphatic sporotrichosis

-          Efek samping
·         Rhinitis
·         Salivasi
·         lakrimasi
·         rasa terbakar pada mulut dan tenggorok
·         iritasi pada mata
·         sialodenitis dan akne pustularis pada bagian atas bahu
-          Dosis
·         Kalium iodida diberikan dengan dosis 3 kali sehari 1 ml larutan penuh (1g/ml).
·         Dosis ditingkatkan 1 ml sehari sampai maksimal 12-15 ml.
·         Penyembuhan terjadi dalam 6-8 minggu, namun terapi masih dilanjutkan sampai sedikitnya 4 minggu setelah lesi menghilang atau tidak aktif lagi

2.3.2        Infeksi jamur topical
a.       Griseofulvin
Griseofulvin adalah antibiotik anti jamur yang dihasilkan oleh sejumlah spesies Penicillium dan pertama kali diperkenalkan adalah berbentuk obat oral yang diperuntukkan bagi pengobatan penyakit dermatophytosis

-          Mekanisme Kerja
Griseofulvin kelompok obat fungistatis yang mengikat protein-potein mikrotubular dan berperan untuk menghambat mitosis sel jamur.Selain itu, griseofulvin juga inhibitor (penghambat) bagi sintensis asam nukleat.
-          Farmakokinetik
·         Griseofulvin kurang baik penyerapannya pada saluran cerna bagian atas karena obat ini tidak larut dalam air. Penyerapan lebih mudah bila griseofulvin diberikan bersama makanan berlemak
·         Dosis oral 0.5 hanya akan menghasilkan kadar puncak dalam plasma kira-kira 1 µg/ml setelah 4 jam.
·         Obat ini mengalami metabolisme di hati dan metabolit utamanya adalah 6-metilgriseofulvin.
·         Waktu paruh obat ini kira-kira 24 jam, 50% dari dosis oral yang diberikan dikeluarkan bersama urin dalam bentuk metabolit selama 5 hari.
-          Efek samping
·         Leukopenia dan granulositopenia  menghilang bila terapi dilanjutkan.
·         Sakit kepala keluhan utama pada kira-kira 15% penderita yang biasanya hilang sendiri sekalipun pemakaian obat dilanjutkan.artralgia, neuritis perifer,  demam, pandangan mengabur, insomnia, berkurangnya kecakapan, pusing dan sinkop, pada saluran cerna dapat terjadi rasa kering mulut, mual, muntah, diare dan flatulensi.
·         Pada kulit dapat terjadi urtikaria, reaksi fotosensitivitas, eritema multiform, vesikula dan erupsi menyerupai morbili.
-          Indikasi
·         Efektif untuk infeksi jamur di kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh jamur Microsporum, Tricophyton, dan Epidermophyton.
-          Sediaan dan dosis
·         Griseofulvin tersedia dalam bentuk tablet berisi 125 dan 500 mg dan suspesi mengandung 125 mg/ml.
·         Pada anak griseofulvin diberikan 10 mg/kgBB/hari
·         Untuk dewasa 500-1000 mg/hari dalam dosis tunggal.
·         Hasil memuaskan akan tercapai bila dosis yang diberikan dibagi empat dan diberikan setiap 6 jam

-          Kontaindikasi
·         Griseofulvin bersifat kontraindikasi pada pasien penderita penyakit liver karena obat ini menyebabkan kerusakan fungsi hati

b.      Imidazol dan Triazol
Anti jamur golongan imidazol mempunyai spektrum yang luas.Yang termasuk kelompok ini ialah mikonazol, klotrimazol, ekonazol, isokonazol, tiokonazol, dan bifonazol.

MIKONAZOL
Mikonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang relatif stabil, mempunyai spektrum ani jamur yang lebar baik terhadap jamur sistemik maupun jamur dermatofit.
-          Mekanisme Kerja
Mikonazol menghambat sintesis ergosterol yang menyebabkan permeabilitas membran sel jamur meningkat
-          Farmakokinetik
·         Daya absorbsi Miconazole melalui pengobatan oral kurang baik.
·         Miconazole sangat terikat oleh protein di dalam serum. Konsentrasi di dalam CSF tidak begitu banyak, tetapi mampu melakukan penetrasi yang baik ke dalam peritoneal dan cairan persendian.
·         Kurang dari 1% dosis parenteral diekskresi di dalam urin dengan komposisi yang tidak berubah, namun 40% dari total dosis oral dieliminasi melalui kotoran dengan komposisi yang tidak berubah pula.
·         Miconazole dimetabolisme oleh liver dan metabolitnya diekskresi di dalam usus dan urin. Tidak satupun dari metabolit yang dihasilkan bersifat aktif
-Indikasi
Diindikasikan untuk dermatofitosis, tinea versikolor, dan kandidiasis mukokutan.
-          Efek samping
Berupa iritasi dan rasa terbakar dan maserasi memerlukan penghentian terapi.
-          Sediaan dan dosis
Obat ini tersedia dalam bentuk krem 2% dan bedak tabur yang digunakan 2 kali sehari selama 2-4 minggu.
-          Indikasi
·         Krem 2 % untuk penggunaan intravaginal diberikan sekali sehari pada malam hari untuk mendapatkan retensi selama 7 hari.
·         Gel 2% tersedia pula untuk kandidiasis oral.

BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Obat anti jamur merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan dan ragi, atau obat yang digunakan untuk menghilangkan jamur.Macam-macam obat anti jamur yaitu Amfoterisin B, Flusitosin, Ketokanazol dan lain-lain. Adapun efek samping dari penggunaan setiap jenis obat anti jamur yaitu gangguan saluran cerna merupakan ESO paling banyak, reaksi alergi pada kulit, eosinofilia, sindrom stevensJohnson, Rhinitis,Salivasi, lakrimasi, rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan, iritasi pada mata,sialodenitis dan akne pustularis pada bagian atas bahu.Pencegahan atau cara mengatasi efek samping dari obat anti jamur dapat dilakukan dengan cara terapi atau konsumsi obat yang tidak berlebihan atau sesuai resep dokter.

3.2  SARAN
a.       Bagi dokter atau tenaga kesehatan lain, hendaknya memberikan konseling tentang pengunaan obat yang baik dan benar, juga memberikan kepada pasien dosis obat yang sesuai agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
b.      Bagi masyarakat sebaiknya menggunakan obat sesuai resep dokter dan menggunakan obat sesuai kebutuhan dan tidak menyalahgunakan obat.









DAFTAR PUSTAKA
Batubara, P. 2010. Farmakologi Dasar. Jakarta: Leskonfi
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/sekilas-info-tentang-antijamur-flukonazol/





















Selengkapnya di http://www.maseteguh.com/2015/11/memasang-kode-unit-iklan-adsense.html#ixzz4MoUVmb9a

Thursday, 3 October 2013

dasar-dasar jurnalistik



Dasar-Dasar Jurnalistik

ipengertian Jurnalistik
Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis.
Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.
Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu.
1. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan.
Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi, dan media massa.
Informasi : News & Views
Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini).
Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) –aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”. Jenis-jenis berita a.l. berita langsung (straight news), berita opini (opinion news), berita investigasi (investigative news), dan sebagainya.
Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis informasi ini a.l. kolom, tajukrencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai.
Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang paling populer adalah feature tips (how to do it feature), feature biografi, feature catatan perjalanan/petualangan, dan feature human interest.
Penyusunan Informasi
Informasi yang disajikan sebuah media massa tentu harus dibuat atau disusun dulu. Yang bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (Editorial Department), yakni para wartawan, mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor.
Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:
1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini.
2. Menguasai bidang liputan (beat).
3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.
Teknis pembuatannya terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi:
1. News Planning = perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan.
2. News Hunting = pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.
3. News Writing = penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah.
4. News Editing = penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia.
Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process).
Penyebarluasan Informasi
Yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Ini tugas bagian marketing atau bagian usaha (Business Department) –sirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan.
Media Massa
Media Massa (Mass Media) adalah sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.
Ciri-ciri (karakteristik) medi massa adalah disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal baru (aktualitas).
Jenis-jenis media massa adalah Media Massa Cetak (Printed Media), Media Massa Elektronik (Electronic Media), dan Media Online (Cybermedia). Yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak –berdasarkan formatnya— terdiri dari koran atau suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media Online adalah website internet yang berisikan informasi- aktual layaknya media massa cetak.
Produk Utama Jurnalistik: Berita
Aktivitas atau proses jurnalistik utamanya menghasilkan berita, selain jenis tulisan lain seperti artikel dan feature.
Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa.
Tahap-tahap pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita –aktual, faktual, penting, dan menarik—dengan “mengisi” enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi, Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana kejadiannya, When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana proses kejadiannya)
2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam.
3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead.

Selengkapnya di http://www.maseteguh.com/2015/11/memasang-kode-unit-iklan-adsense.html#ixzz4MoUVmb9a